Jika melihat pada perdagangan di hari Rabu (17/6/2020) ini, harga minyak mentah untuk kontrak yang ramai ditransaksikan anjlok melebihi level 1 persen. Harga minyak jenis Brent pada pukul 08.35 WIB, ambles 1,64 persen ke US$ 40,3 per barel. Dalam waktu yang sama, West Texas Intermediate (WTI) terlihat menurun dalam kisaran 2,08 persen ke US$ 37,58 per barel.
Dari data di atas menunjukkan bahwa harga minyak mentah pada perdagangan pagi ini mengalami penurunan setelah tembus US$ 40 per barel. Kondisi ini dipengaruhi oleh permintaan yang masih rendah dan hal ini menjadi faktor penghambat naiknya harga minyak, meski tanda-tanda mengenai kondisi ekonomi Amerika Serikat (AS) terlihat mulai bangkit.
Tanda-tanda kebangkitan ekonomi negeri Paman Sam itu dapat terlihat dari data penjualan ritel pada bulan Mei yang cukup mengejutkan bagi para pelaku pasar semalam. Dari bulan keempat penjualan ritel di negara itu tercatat mengalami pertumbuhan 17,7 persen. Perkiraan sebelumnya hanya diprediksikan alami kenaikan 7,7 persen, namun yang terjadi justru jauh lebih tinggi.
Meski ada kabar baik dari faktor tersebut, namun asosiasi industri minyak Negeri Adidaya (API) melaporkan bahwa stok minyak mentah negara yang dipimpin Donald Trump itu alami kenaikan sebesar 3,9 juta barel. Ini artinya bahwa angka ini adalah jauh lebih tinggi dari estimasi analisis yang memperkirakan turun 152 ribu barel.

Stok Minyak AS Meluber, Harga Minyak Kembali Ambles
Opec+ sepakat untuk memperpanjang periode pemangkasan output senilai 9,7 juta barel per hari (bpd) hingga bulan Juli sebagai usaha untuk menopang harga. Sementara jika menyimak laporan terbaru dari International Energy Agency (IEA), diperkirakan minyak global akan mencapai 91,7 juta bpd pada 2020. Artinya, ada kenaikan 500 ribu bpd dari perkiraan sebelumnya di bulan Mei.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, harga minyak juga sempat alami kejatuhan karena faktor dari pasar yang khawatir akan terjadinya gelombang kedua virus corona. Di hari Senin (15/6/2020) waktu Asia pada pukul 08.30, harga minyak mentah anjlok melebihi level 2,5 persen. Harga minyak Brent turun sekitar 2,61 persen ke US$ 37,72 per barel. Sementara WTI anjlok lebih dalam yakni sebesar 3,53 persen ke US$ 34,98 per barel.
Lonjakan kasus baru virus Covid-19 yang terjadi di AS awal pekan lalu membuat pasar energi kembali alami guncangan. Mengutip dari Reuters, Alabama melaporkan jumlah kasus baru untuk hari keempat berturut-turut hingga hari Minggu. Alaska, Arizona, California, Florida, Arkansas, Oklahoma, North California dan South California memiliki jumlah kasus baru dalam tiga hari terakhir.
Tidak hanya itu, China juga melaporkan belasan kasus baru yang terindentifikasi berasal dari klaster pasar makanan Xinfadi. Padahal sebelumnya negara yang dianggap sebagai asal muasal wabah penyakit ini, telah menyatakan diri bahwa berhasil menekan jumlah kasus.

Pingback: Harga Minyak Rontok Imbas Kasus Covid-19 di AS-China Naik