Bank Dunia memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi global tahun ini minus 5,2 persen. Ini akan menjadi resesi ekonomi global terburuk dalam 80 tahun terakhir, atau sejak perang dunia II pada tahun 1940 yang silam.
Hal ini terungkap dalam laporan Global Economic Prospects baru dari Bank Dunia, pada hari Senin (8/6/2020) kemarin. Ayhan Kose -Direktur Prospek Grup Bank Dunia- mengatakan, “(Resesi) menjadi yang terdalam di negara maju sejak PD II dan kontraksi output pertama di negara berkembang dalam enam dekade terakhir”.
Bank Dunia memprediksi resesi ekonomi global tetap terjadi meskipun sejumlah negara telah membuka kembali aktivitas perekonomian. Lembaga keuangan internasional itu juga meramal kejatuhan ekonomi tetap terjadi meskipun semua negara mengeluarkan dukungan kebijakan fiskal dan moneter yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Seperti yang sudah diketahui, pemerintah di hampir semua negara telah menggelontorkan triliunan dolar AS untuk membantu perusahaan bertahan, membantu masyarakat, dan mempertahankan stabilitas pasar uang. Aktivitas ekonomi negara maju disebut akan berkontraksi 7 persen pada tahun 2020. Karena permintaan dan pasokan perdagangan serta keuangan dalam negeri terganggu.

Bank Dunia: Resesi Akibat Corona Adalah Terburuk Sejak Perang Dunia II
Seperti misalnya ekonomi Amerika Serikat (AS), diprediksi -6,1 persen sementara untuk kawasan Eropa -9,1 persen, sedangkan ekonomi Jepang akan menyusut 6,1 persen.
Sementara untuk pertumbuhan ekonomi di Indonesia, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan yang flat atau datar, di posisi 0 persen. Pertumbuhan negara Asean paling signifikan terjadi di Vietnam, yang meski melambat tetap tumbuh 2,8 persen.
Bank Dunia memastikan kuartal II 2020 akan menjadi kondisi yang terburuk untuk negara di kawasan Barat. Sedangkan, sebagian besar negara di Asia telah merasakan beban dari pandemi ini sejak awal tahun. Outlook terbaru Bank Dunia ini membuyarkan semua proyeksi awal tahun ini. Di mana ekonomi global diprediksi tumbuh 2,5 persen di 2020.
Pandemi virus corona yang menyebar ke hampir seluruh negara di dunia telah menginfeksi sekitar 7 juta orang, sehingga membuat banyak negara meminta warganya untuk tetap tinggal di rumah guna menekan angka penularan. Imbasnya adalah, aktivitas ekonomi tidak bergerak.
Dampak negatif yang lain dari wabah penyakit tersebut adalah, pandemi juga diyakini membuat tingkat investasi menjadi lebih rendah dan perdagangan global terkikis. Dan juga jutaan orang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
- Inilah Cara Menghitung Indikator Pivot Point Forex Secara Manual dan Otomatis - Februari 17, 2025
- Bagaimana Trader Dapat Memanfaatkan Informasi Suku Bunga dalam Strategi Trading? - Februari 10, 2025
- Stop Loss Forex vs Take Profit: Definisi, Perbedaan, dan Strategi Penggunaannya - Februari 6, 2025
