Crypto

Ditengah Harga Tak Kunjung Menentu, Aset Kripto Dikepung Aturan Baru

Ditengah Harga Tak Kunjung Menentu, Aset Kripto Dikepung Aturan Baru

Ditengah Harga Tak Kunjung Menentu, Aset Kripto Dikepung Aturan Baru

Di tengah harga yang tak juga kunjung menentu kini aturan baru aset kripto sedang disusun. Sejumlah negara diketahui sedang mengatur aturan untuk melindungi investor. Untuk informasi, harga mayoritas kripto utama berbalik melemah pada perdagangan hari Rabu (6/7/2022). Hal ini menandakan bahwa investor hanya memburu dalam jangka pendek dan tidak mempertahankannya untuk waktu yang lebih lama.

Mengutip data dari CoinMarketCap, Bitcoin melemah 1,86% ke harga US$ 19.896,37/koin dan Ethereum terkoreksi 2,73% ke posisi US$ 1.118,4/koin. Sedangkan beberapa koin digital (token) alternatif (<em>alternate coin/altcoin) seperti Cardano merosot 3,3% ke US$ 0,4507/koin. Kemudian Solana ambles 3,97% ke US$ 34,97/koin, juga Dogecoin yang ambrol 4,46% ke US$ 0,06665/koin.

Diketahui, harga kripto yang melemah ini dipengaruhi oleh kondisi makroekonomi global yang masih berubah-ubah dan cenderung mengarah negatif. Sehingga hal ini membuat banyak investor cenderung masih enggan untuk memburu aset berisiko. Selain itu, investor juga masih khawatir bahwa potensi resesi di Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara maju masih akan terjadi setidaknya pada akhir tahun ini atau awal tahun depan.

Baca Juga: Harga Belum Menentu, Perusahaan Kripto Mulai Bangkrut?

UNI Eropa Siapkan Aturan Baru Aset Kripto

Diketahui, sejumlah regulator di dunia mulai mengatur ulang transaksi aset kripto. Aturan baru ini sendiri dibuat di tengah anjloknya pasar kripto. Dilaporkan bahwa Uni Eropa (EU) menyetujui aturan baru untuk mengatur aset kripto. Semakin tertekannya aset Bitcoin membuat pihak berwenang dinilai harus mengendalikan sektor ini.

Perwakilan Parlemen Eropa dan negara-negara UE membahas kesepakatan terkait undang-undang pasar di aset kripto atau MiCA. Aturan ini diharapkan berlaku pada akhir 2023.

“Hari ini, kami menertibkan aset crypto di pasar Wild West dan menetapkan aturan jelas untuk pasar yang harmonis,” kata anggota parlemen Stefan Berger, dikutip dari CNN, hari Senin (4/7/2022).

Berger menambahkan, penurunan nilai mata uang digital menunjukkan betapa berisiko dan spekulatifnya mata uang tersebut sehingga perlu diatur. Anggota parlemen lainnya, Ernest Urtasun mengatakan, MiCA akan menjadi aturan komprehensif pertama untuk aset kripto di dunia, dan akan menghindari penyalahgunaan hingga manipulasi pasar.

Uni Eropa akan menjadi regulator utama bagi perusahaan kripto, meskipun pengawas sekuritas blok ESMA memiliki kekuatan untuk turun tangan jika perlindungan investor atau stabilitas keuangan terancam. Namun, Amerika Serikat dan Inggris sebagai pusat kripto dunia belum menyetujui aturan tersebut.

Baca Juga: Pasar Sedang Lesu, Penambang Kripto Jual Aset

Singapura Tambah Aturan

Setelah UNI Eropa mulai mengatur ulang transaksi aset kripto, Otoritas keuangan Singapura juga melakukan hal yang sama. Negara berjuluk Kota Singa itu tengah mempertimbangkan aturan baru untuk melindungi investor kripto setelah pasar aset digital dihantam harga yang terus anjlok.

Tharman Shanmugaratnam selaku Ketua Otoritas Moneter Singapura (MAS) menjelaskan terkait hal ini. Dalam penjelasannya, Shanmugaratnam mengatakan bahwa pihaknya telah dengan hati-hati mempertimbangkan pengenalan perlindungan konsumen tambahan.

Dikutip dari Bloomberg hari Selasa (5/6/2022), Shanmugaratnam mengatakan, “Ini mungkin termasuk menempatkan batasan pada partisipasi ritel, dan aturan tentang penggunaan leverage saat bertransaksi dalam cryptocurrency”.

Bank sentral telah berulang kali mengatakan tahun ini bahwa cryptocurrency bukan untuk investor ritel, karena aksi jual pasar senilai US$ 2 triliun menelan daftar pemain besar yang terus bertambah.

Sekadar informasi, pihak berwenang di Singapura telah lama waspada terhadap pasar kripto. Dan memberikan persetujuan hanya kepada 14 perusahaan untuk menyediakan layanan pembayaran token digital secara lokal. Jumlah itu lumayan kecil dibandingkan dari hampir 200 pelamar. Selain itu, Singapura juga telah membatasi pemasaran kripto dan mengharuskan penyedia aset virtual untuk dilisensikan secara lokal. Dan bahkan jika mereka hanya melakukan bisnis di luar negeri.

Baca Juga: Benarkah Kiamat Kripto Di Depan Mata?

Sejumlah Masalah Terkait Aset Kripto

Melihat pada data di beberapa waktu lalu, kasus yang menarik perhatian publik adalah mengenai kripto Terra Luna. Dimana harga Terra Luna anjlok hingga 98% dalam waktu yang sangat singkat. Pada perdagangan hari Kamis (12/5/2022) misalnya, harga Terra Luna diperdagangkan di bawah US$ 1,00 bahkan tepatnya US$ 0,3118 atau sekitar Rp 4.544 harga terendahnya sejak September 2021.

Yang terbaru adalah perusahaan kripto asal Amerika Serikat, Three Arrows Capital (3AC) yang secara resmi bangkrut. Bahkan sebelumnya CEO Su Zhu mendadak hilang dari media sosial dan menghapus sejumlah informasi kripto di akun miliknya. Untuk diketahui, 3AC termasuk salah satu perusahaan hedge fund kripto terbesar yang mengelola dana sekitar US$ 10 milyar saat usaha mereka memimpin lini kripto. Perusahaan ini juga memiliki portofolio di sejumlah proyek kripto diantaranya Aave, Avalanche, Polkadot, Solana, Terra dan lainnya.

Kebangkrutan 3 AC jadi kabar buruk untuk pasar kripto setelah sejelumnya Celcius Network mengalami masalah serupa dan kasus anjloknya nilai Terra Luna. Dalam sebuah informasi yang disampaikan Ethereum World News. Dilaporkan bahwa 3AC telah menyatakan kebangkrutannya untuk menghindari likuidasi terhadap aset-asetnya oleh pengadilan kepulauan Virgin, Inggris.

Benny SR
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisement
To Top