Benarkah kiamat kripto di depan mata? Pertanyaan ini muncul karena pasar kripto sedang mengalami kehebohan yang luar biasa. Bahkan tidak sedikit dari investor dan trader mengalami kerugian dengan nilai yang fantastis. Hal ini tentu saja dipengaruhi dari Terra Luna yang mengalami penurunan tajam. Bahkan mata uang digital populer yakni Bitcoin, juga tak luput dari kondisi yang sama.
Seperti yang diketahui, investasi crypto memang tengah melanda di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia. Kabar mengenai naik daunnya investasi mata uang digital tersebut, memang dipengaruhi oleh kabar tentang keuntungan besar yang menggiurkan. Namun, di balik tawaran keuntungan yang besar, investasi aset kripto juga memiliki sejumlah risiko yang dinilai tinggi pula.
Diberitakan sebelumnya, ambruknya asset kripto Terra Luna rupanya tak juga mereda meski perdagangannya tak lagi dilakukan disejumlah besar pasar market. Hingga kini, harga mata uang maya tersebut masih terus mengalami kemerosotan tajam mendekati angka 0 rupiah.
Baca Juga: Panic Selling di Pasar Kripto Imbas Terra Luna Anjlok
Jika melihat pada data perdagangan hari Rabu (18/5/2022) harga mata uang tersebut tinggal di angka Rp 600. Padahal sebelumnya sempat menyentuh level tertinggi di angka Rp 1,8 juta.
Selain Terra Luna, investor juga diketahui melakukan penjualan besar-besaran asset kripto lain termasuk Bitcoin dan Etherum. Mengutip dari dari Indodax.com, nilai tukar Bitcoin kini menyentuh angka Rp 441 juta atau mengalami penurunan hampir 60 persen sejak awal tahun 2022 ini. Sementara Etherum menyentuh angka Rp 30 juta yang sebelumnya mencapai Rp 49 juta lebih.
Terlalu Berisiko
Diberitakan sebelumnya, investor kripto bisa saja berisiko kehilangan semua uang yang diinvestasikan dan dapat menjadi mangsa penipuan. Hal ini disampaikan oleh Pengawas sekuritas, perbankan, dan asuransi Uni Eropa dalam pernyataan bersama pada Kamis pada tanggal 17 Maret 2022.
Pada kesempatan itu, tiga otoritas Uni Eropa (EBA, ESMA, dan EIOPA- ESA) mengatakan, “Konsumen menghadapi kemungkinan yang sangat nyata kehilangan semua uang yang diinvestasikan jika mereka membeli aset ini”.
Terkait hal ini, pihak otoritas juga memperingatkan kepada konsumen bahwa banyak aset kripto sangat berisiko dan spekulatif. ESA menetapkan langkah-langkah utama yang dapat diambil konsumen untuk memastikan mereka membuat keputusan yang tepat.
Regulator UE semakin khawatir karena ada banyak konsumen membeli 17.000 aset kripto yang berbeda, termasuk Bitcoin dan Ether, yang merupakan 60 persen dari pasar, tanpa sepenuhnya menyadari risikonya.
Baca Juga: Bitcoin Disebut Gelembung Spekulatif
“Konsumen harus waspada terhadap risiko iklan yang menyesatkan, termasuk melalui media sosial dan influencer,” kata pernyataan tersebut.
Regulator juga mengingatkan, konsumen harus sangat waspada terhadap pengembalian cepat atau tinggi yang dijanjikan, terutama yang terlihat terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Tak hanya itu, konsumen juga perlu menyadari untuk memproduksi beberapa aset kripto sangat tinggi dan memberikan dampak besar bagi lingkungan.
Kripto Layak Menjadi Investasi Di Masa Depan?
Sekadar informasi, di Indonesia mata uang kripto diakui sebagai aset digital. Hal ini sesuai dengan peraturan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) nomor 5 tahun 2019.
Bahkan dalam kurun waktu 2-3 tahun mendatang, jumlah investor aset kripto di Indonesia diprediksi akan mencapai 40-50 juta orang. Ini artinya, edukasi serius kepada masyarakat harus dilakukan demi mengantisipasi penambahan jumlah investor kripto.
Meski begitu, penting untuk Anda pahami, bahwa aset kripto masih dilarang sebagai alat bayar di Indonesia. Kendati demikian, kripto termasuk komoditas bursa berjangka. Sehingga tak masalah selama digunakan sebagai investasi maupun komoditas yang diperjualbelikan oleh para pelaku pasar.
- Bagaimana Cara Membaca Analisa Sentimen Pasar Forex Secara Akurat? - Desember 12, 2024
- Apa Saja Pola Grafik Forex yang Menandai Tren Bullish? - Desember 11, 2024
- 5 Alasan Mengapa Mindset Trading Lebih Penting daripada Strategi dalam Forex - Desember 8, 2024
Pingback: Bill Gates Ogah Investasi Cryptocurrency, Apa Alasannya?
Pingback: Harga Kripto Anjlok, Bagaimana Nasib El Salvador?
Pingback: Benarkah PHK di Exchange Crypto Karena Harga Hancur?
Pingback: Aturan Global Perdagangan Kripto Diusulkan di Oktober 2022
Pingback: Pengertian Paus Bitcoin Dan Cara Pengamatan Melacaknya
Pingback: Robert Kiyosaki Kembali Prediksi Kehancuran Bitcoin