Forex

Inilah 5 Indikator Scalping Terbaik untuk Trader Pemula

Jika Anda adalah seorang pemula dalam dunia trading, pasti Anda mengetahui teknik yang disebut dengan Scalping. Dan mungkin akan bertanya-tanya tentang apa maksud dari istilah tersebut. Untuk informasi, dalam dunia trading forex, Scalping dijelaskan sebagai metode dimana seorang trader mengambil keuntungan kecil secara berkala dengan cara membuka dan menutup posisi beberapa kali dalam sehari. Dengan cara ini, trader mencoba untuk mendapatkan profit pada saat pergerakan cepat terjadi.

Seorang Scalper (sebutan bagi pelaku teknik Scalping) akan beraksi dengan cepat ketika perilisan data ekonomi atau berita signifikan yang mempengaruhi pergerakan ekonomi berlangsung. Teknik forex Scalping dikenal sebagai gaya trading praktis karena memakan waktu singkat. Pada umumnya trader handal yang menggunakan metode tersebut sebab sudah berpengalaman. Tantangan investasi mata uang asing tentu sudah banyak dilalui sehingga mereka hafal betul bagaimana solusi paling tepat.

Dalam penjelasannya, Scalping adalah strategi trading yang cukup populer bagi banyak trader, karena metode ini menciptakan banyak peluang trading di hari yang sama. Popularitasnya sebagian besar disebabkan oleh kenyataan bahwa peluang sinyal masuk yang didapatkan lebih besar dibandingan dengan strategi trading lainnya. Selama proses Scalping, seorang trader biasanya tidak mendapatkan lebih dari 10 pips, ataupun kehilangan lebih dari 7 pips dalam setiap tradingnya, demikian juga perihal spread.

Dalam prakteknya, gaya trading Scalping tidak begitu cocok bagi para trader pemula, pasalnya teknik ini membutuhkan keterampilan analisa sekaligus pengaturan strategi yang bagus. Namun, bukan berarti bahwa teknik Scalping tidak bisa dipelajari oleh trader pemula. Jika Anda merupakan trader pemula namun ingin mencoba teknik ini, Anda harus dapat membutuhkan beberapa indikator tertentu dalam menyusun strategi Scalping tersebut. Nah, apa saja indikator yang dimaksud? Simak ulasannya pada artikel berikut!

Scalping dengan menggunakan Moving Average (MA)

Moving Average (MA) menjadi indikator teknis yang mengikuti harga dengan lag, artinya MA menghasilkan sinyal setelah tren berubah. <Moving Average memperhalus harga tertinggi dan terendah, membuatnya lebih mudah bagi trader untuk melihat tren secara keseluruhan. Dengan menggunakan Moving Average, pergerakan harga pada chart akan diperhalus sehingga Anda dapat menemukan sinyal buka posisi buy atau sell dengan lebih mudah.

Dalam penerapan teknik Scalping dengan menggunakan MA, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan, salah satunya adalah pemilihan timeframe yang tepat. Trader legendaris Alan Farley misalnya, mengkombinasikan SMA 5-8-13 pada chart 3 menit untuk mengindentifikasi tren.

Inilah 5 Indikator Scalping Terbaik untuk Trader Pemula

Inilah 5 Indikator Scalping Terbaik untuk Trader Pemula

Scalping dengan Bollinger Bands

Untuk informasi, Bollinger Bands sendiri merupakan salah satu indikator jangka pendek yang menunjukan pergerakan pasar. Melalui Bollinger Bands, trader bisa melihat tanda-tanda kapan harga akan naik atau turun. Dengan begitu, trader akan lebih mudah dalam mengambil keputusan. Secara singkatnya, Bollinger bands merupakan salah satu indikator untuk mengukur volatilitas dan menentukan arah trend.

Ketika menerapkan strategi Scalping dengan Bollinger Bands, yang penting untuk Anda perhatikan adalah bahwa indikator Bollinger Bands cocok jika diaplikasikan di pasar yang ranging/sideaways. Dan justru akan merugikan jika dipakai pada pasar yang sedang trending. Pada penggunaannya, Anda bisa menerapkan setting default dengan timeframe 5 menit. Jika harga menyentuh lower band, lakukan buy, sementara jika harga mencapai upper band, maka lakukan sell.

Scalping dengan Stochastic

Dalam penjelasan singkatnya, indikator Stochastic diartikan sebagai sebuah komponen yang dapat memberikan sinyal entry trading yang lebih terkonfirmasi dan cenderung akurat, terutama soal persilangan garis Osilator di area overbought ataupun oversold. Stochastic mempunyai kelebihan yakni memiliki sinyal beli dan jual.

Pada teori prakteknya, suatu market disebut overbought jika nilai Stochastic diatas 80, dan disebut oversold apabila market bernilai dibawah 20. Pada kondisi overbought, Anda dapat bersiap-siap untuk mengambil posisi open buy, karena market akan berbalik arah turun. Dan jika kondisi oversold Anda juga dapat bersiap-siap untuk mengambil posisi open sell, karena market akan balik arah naik. Karena kesederhanaan dalam penggunaanya inilah yang membuat indikator Stochastic sangat populer di kalangan trader pemula.

Scalping dengan Average Directional Index (ADX)

Salah satu indikator pengukur kekuatan trend yang sederhana dan cukup populer, yaitu indikator Average Directional Index atau ADX. Meskipun dalam prakteknya indikator ini termasuk lagging atau lambat dalam mengantisipasi pergerakan harga, namun masih bisa diandalkan dan cukup efektif jika telah terbiasa menggunakannya.

Average Directional Index (ADX) merupakan sebuah indikator forex yang dibuat untuk mempelajari dan menghasilkan data, tentang trend yang saat ini sedang berlangsung. Data tersebut berupa identifikasi dari arah dan kekuatan sebuah trend. Untuk strateginya, pasang EMA-7 dan EMA-21 di timeframe 15 menit, dan ADX DI+ serta ADX DI-. Hindari pasar sideways dan lebih baik trading dengan pair mayor.

Scalping dengan Moving Average Convergence Divergence (MACD)

MACD adalah alat analisis teknis kuno yang terus digunakan hingga saat ini. Prinsipnya adalah bahwa tren berpotongan dari dua garis “cepat” dan “lambat” dan panjang Osilator memberikan sinyal masuk. Indikator ini digunakan untuk mengonfirmasi kekuatan dan arah trend, serta untuk menentukan titik pembalikan (reversal). Selain itu, MACD juga bisa memberikan informasi apakah tren yang berlangsung cukup kuat atau tidak.

Indikator ini cukup mudah untuk diinterpretasi dan dikonfirmasi, sehingga indikator tersebut cocok digunakan oleh siapapun, baik itu pemula maupun berpengalaman. Itulah sebabnya, banyak trader yang menganggap MACD sebagai indikator teknis yang paling efisien dan dapat diandalkan. Untuk strategi Scalping ini, ada dua timeframe yang digunakan, yakni saat kurva bergerak naik di atas indikator EMA-55, artinya harga bergerak dalam uptrend dan trader bisa mencari peluang buy. Dan saat kurva bergerak turun di bawah kurva EMA-55, artinya harga sedang downtrend dan trader perlu mencari peluang sell.

Itulah ulasan mengenai 5 indikator Scalping terbaik yang dapat diaplikasikan oleh para trader pemula. Namun, seperti yang diketahui, bahwa sebagus apapun strategi trading yang Anda lakukan, tidak akan berjalan dengan baik jika Anda tidak menerapkan rancangan yang bagus pula. Untuk itulah, penting bagi Anda untuk menerapkan kedisiplinan pada diri terkait strategi yang akan dilakukan. Hal yang dimaksud adalah mengenai pentingnya memiliki jurnal trading.

Semoga artikel ini bermanfaat…

Pencarian sesuai topik:

  • indikator yang tepat buat scalper
  • moving average untuk scalping
  • trading 5 menit
Lita Alisyahbana
3 Comments

3 Comments

  1. Pingback: Strategi Scalping dan Tips Sukses Trading Ala Paul Rotter

  2. Pingback: Time Frame Berapa yang Cocok untuk Strategi Scalping?

  3. Pingback: 5 Pantangan Strategi Scalping yang Harus Anda Ketahui!

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top