Crypto

Jadi Perang Crypto Pertama di Dunia, Ukraina Minta Donasi Kripto

Jadi Perang Crypto Pertama di Dunia, Ukraina Minta Donasi Kripto

Jadi Perang Crypto Pertama di Dunia, Ukraina Minta Donasi Kripto

Pasar cryptocurrency ternyata juga ikut andil dalam keterlibatan krisis perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina. Mulai dari harga mata uang cryptocurrency termasuk Bitcoin yang fluktuatif pada beberapa hari terakhir, donasi cryptocurrency yang diajukan oleh pemerintah Ukraina juga menimbulkan efek bagi mata uang cryptocurrency.

Seperti yang diketahui, konflik militer terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II terjadi di Ukraina, dan Bitcoin bisa menjadi faktor dalam hasilnya. Mengutip dari Zing News pada Senin (28/2/2022), menurut Washington Post konflik antara Rusia dan Ukraina adalah perang cryptocurrency pertama di dunia, karena kedua belah pihak berusaha untuk mengambil keuntungan dari mata uang cryptocurrency tanpa batas yang diatur secara terpusat.

Dapat dikatakan bahwa sejak dua puluh tahun yang lalu, dimana emas digunakan sebagai alat tukar di zona perang, namun sekarang Bitcoin tampaknya agak menggantikan peran itu. Sifat terbuka cryptocurrency adalah jalan dua arah, para ahli memperkirakan Rusia dan beberapa pemimpinnya akan beralih ke cryptocurrency untuk menghindari sanksi ekonomi, sedangkan teknologi Bitcoin sendiri tidak terbagi. Ini bukan pertama kalinya cryptocurrency memainkan peran penting di area yang tengah mengalami krisis perang.

Dalam beberapa konflik, pihak oposisi sering meminta sumbangan eksternal dalam mata uang cryptocurrency. Dengan adanya cryptocurrency menjadikan lebih mudah dan lebih cepat untuk menyumbang dan mendukung operasi militer daripada sebelumnya.

Oleh karena itu, cryptocurrency juga berisiko dimanfaatkan, menjadi alat untuk mensponsori kekerasan dan menciptakan konflik. Salah satu risikonya adalah komunitas cryptocurrency menggunakan kekayaannya untuk campur tangan dalam konflik politik atau militer yang tidak mereka pahami sendiri. Tindakan terkadang hanya didasarkan pada keyakinan pribadi, bahkan berdasarkan berita palsu.

Dalam kabar yang ramai diberitakan, Ukraina terus meminta bantuan internasional untuk menghadapi invasi Rusia, termasuk mengharapkan donasi dalam bentuk uang kripto Bitcoin, Ethereum, dan stablecoin USDT. Permintaan ini disampaikan Wakil Perdana Menteri Ukraina Mykhailo Fedorov melalui media sosial. Fedorov dalam cuitannya menulis tiga alamat dompet kripto tujuan donasi.

Selain Fedorov, akun Twitter centang biru @Ukraine yang mengklaim di kolom biografi sebagai akun resmi Ukraina juga mengunggah alamat dompet kripto untuk donasi. Menurut Bloomberg alamat-alamat dompet kripto ini sudah dikonfirmasi benar oleh Victor Zhora, salah satu pejabat keamanan siber Ukraina.

Meski demikian ada perbedaan alamat dompet kripto yang ditulis Fedorov dan @Ukraine, yaitu pada alamat pengiriman USDT. Pada unggahan Fedorov tertulis USDT menggunakan jaringan TRC20 yang berbasis Blockchain Tron. Sedangkan alamat dompet kripto USDT di unggahan @Ukraine merupakan ERC-20 yang menggunakan Blockchain Ethereum.

Sementara itu, jika melihat data dari Bitcoin News pada hari Senin (28/2/2022), Ukraina telah mengumpulkan lebih dari $17 juta dalam bentuk donasi cryptocurrency sejak Rusia memulai invasinya. Lebih dari $10 juta disumbangkan langsung ke dompet cryptocurrency yang diposting oleh pemerintah Ukraina sekitar 24 jam setelah pemerintah meminta donasi cryptocurrency dalam bentuk Bitcoin, Ethereum, dan Tether di tengah krisis perang dengan Rusia.

Menurut Coindesk, ini bukan yang pertama penggunaan kripto untuk membantu Ukraina. Sebelumya sudah ada pengumpulan dana bantuan untuk tentara Ukraina yang mencapai US$6 juta (sekitar Rp86 miliar) dalam bentuk Bitcoin.

William Adhiwangsa
1 Comment

1 Comment

  1. Pingback: Penambang dan Investor Kripto Dapat Keuntungan dari Biden

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisement
To Top