Finansial

Selandia Baru Menjadi Korban Ekonomi yang Terbaru dari Corona

Pandemi virus corona menghantam ekonomi secara global. Beberapa negara telah melaporkan alami resesi ekonomi imbas dari pandemi virus ini. Kabar yang terbaru, Selandia Baru mengumumkan bahwa ekonominya pada kuartal II-2020 alami penurunan yang cukup dalam. Pandemi corona telah melumpuhkan sektor bisnis di Selandia Baru.

Seperti yang dilaporkan, bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) Selandia Baru terkontraksi hingga 12,4 persen secara year-on-year (yoy). Sementara jika melihat data secara kuartalan, negeri kiwi itu terkontraksi hingga 12,2 persen. Bahkan The Reserve Bank of New Zealand memperkirakan penurunan ekonomi secara kuartalan dan tahunan sebesar 14 persen.

Keputusan lockdown dari bulan April hingga Mei yang diambil sebagai cara untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 di Selandia Baru menyebabkan pertumbuhan ekonomi menjadi rendah.

Lockdown membuat semua warga memilih untuk tetap tinggal di dalam rumah, hal ini membuat kegiatan bisnis banyak yang tutup.

Selandia Baru Menjadi Korban Ekonomi yang Terbaru dari Corona

Selandia Baru Menjadi Korban Ekonomi yang Terbaru dari Corona

Mengutip dari sumber Reuters hari Kamis (17/9/2020) ini, data pertumbuhan ekonomi negara kiwi itu resmi alami resesi ekonomi karena dalam dua kuartal berturut-turut alami kontraksi alias tumbuh secara negatif. Pasalnya ekonomi Selandia Baru pada bulan Maret terkontraksi hingga 1,6 persen.

Para ekonom mengatakan bahwa Selandia Baru akan pulih lebih cepat jika dibandingkan dengan negara lain yang masih berjuang menahan penyebaran Covid-19.

Michael Gordon -Ekonom Senior Westpac- mengatakan, “Kami memperkirakan penurunan PDB yang memecahkan rekor pada kuartal Juni akan diikuti oleh kenaikan yang memecahkan rekor pada kuartal September”.

Mengutip dari AFP hari Kamis (17/9/2020), Paul Pascoe -Juru Bicara Badan Statistik Nasional Selandia Baru- menyampaikan, “Penurunan 12,2 persen dalam kuartalan merupakan rekor terbesar di Selandia Baru”.

Pascoe menambahkan, “Industri, seperti ritel, akomodasi, dan restoran, serta transportasi mengalami penurunan produksi cukup kentara. Mereka paling terpengaruh langsung oleh larangan perjalanan internasional dan penguncian wilayah”.

Resesi ekonomi yang dialami Selandia Baru terjadi sebulan jelang Perdana Menteri Jacinda Ardern menghadapi pemilihan umum.

National Bureaus of Economic Research (NBER) AS mendefinisikannya sebagai penurunan signifikan dalam aktivitas ekonomi yang tersebar di seluruh ekonomi, berlangsung lebih dari beberapa bulan, biasanya terlihat dalam PDB riil, pendapatan riil, lapangan kerja, produksi industri, dan penjualan grosir-eceran.

Lita Alisyahbana
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top