
Semua Jenis Kripto Diprediksi Akan Bernasib Seperti Terra Luna?
Semua kripto diprediksi akan bernasib seperti Terra Luna. Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua SEC (Organisasi Pengawas Jasa Keuangan) Amerika Serikat (AS), Gary Gensler. Bahkan Gensler menyebut jika anjloknya nilai Terra Luna akan berdampak kepada koin-koin kripto tanpa terkecuali.
Mengutip dari News.Bitcoin.com pada hari Selasa (24/5/2022), Gensler mengatakan, “Saya pikir akan banyak aset kripto lain yang akan gagal, seperti Terra. Jelas ada kekhawatiran kental di aset kripto. Dan itu akan merusak kepercayaan pasar yang sudah besar ini”.
Terkait dengan anjloknya nilai Terra Luna, Gensler juga turut berkomentar. Menurutnya lebih banyak investor crypto yang segera merugi setelah ledakan cryptocurrency Terra (Luna) dan stablecoin terrausd (UST).
Runtuhnya dua aset cryptocurrency telah menyebabkan kekhawatiran serius di antara regulator dan anggota parlemen di dunia. Gensler merupakan salah satu regulator finansial di AS yang tidak memiliki eksposur yang signifikan terhadap aset kripto. Ia percaya bahwa sebagian besar cryptocurrency di luar sana adalah sekuritas.
“Ada jalan ke depan yang sedang kita bicarakan dengan bursa ini untuk melakukan keduanya: untuk mendapatkan platform yang terdaftar dan memiliki jalur untuk token juga”, katanya.
Baca Juga: Bitcoin Disebut Gelembung Spekulatif
Panic Selling di Pasar Kripto
Panic selling di pasar kripto terjadi imbas Terra Luna yang mengalami penurunan nilai secara drastis. Diberitakan sebelumnya, harga kripto Terra Luna anjlok terjun bebas. Bahkan harga Terra Luna anjlok hingga 98% dalam sepekan terakhir. Pada perdagangan hari Kamis (12/5/2022) misalnya, harga Terra Luna diperdagangkan di bawah US$ 1,00 bahkan tepatnya US$ 0,3118 atau sekitar Rp 4.544 harga terendahnya sejak September 2021.
Terra Luna sempat menyentuh harga tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) pada 5 April 2022 lalu di harga US$ 119,18 atau sekitar Rp 1,7 juta. Namun kini telah terjun bebas hingga ke di bawah US$ 1, lebih tepatnya US$ 0,09 atau setara Rp 1.314,6 per koin.
Bahkan Direktur pelaksana Dana Moneter Internasional, Kristalina Georgieva, mengatakan jika stablecoin yang tak didukung oleh aset adalah seperti skema piramida. Apa yang diucapkannya ini mengacu pada bencana UST yang menghancurkan pasar.
Saat berbicara di Forum Ekonomi Dunia pada hari Senin (23/5/2022), Georgieva mengatakan, “Ketika kita melihat stablecoin, ini adalah area di mana kekacauan besar terjadi. Jika stablecoin didukung dengan aset, 1:1, stabil. Ketika tidak didukung dengan aset, tetapi dijanjikan untuk memberikan pengembalian 20 persen, itu adalah piramida”.
Bahkan Georgieva juga menambahkan, “Apa yang terjadi dengan piramida? Mereka akhirnya hancur berkeping-keping”.
Baca Juga: Benarkah Kiamat Kripto Di Depan Mata?
Harga Kripto Berjatuhan, Efek Terra Luna?
Mayoritas harga kripto berjatuhan pada Jumat (27/5/2022). Ethereum anjlok hingga 7,01 persen dalam 24 jam terakhir. Solana bahkan anjlok hingga 9,03 persen. Lalu Cardano dan BNB jatuh masing-masing 5,82 persen dan 5,65 persen dalam semalam.
Dogecoin juga ikut meradang, yakni turun 5,07 persen ke level US$0,079 per keping. Selanjutnya, XRP melorot 2,84 persen dalam 24 jam terakhir. Pelemahan juga dialami Bitcoin yang jatuh 0,78 persen dalam 24 jam terakhir.
Sementara itu, Tether cenderung stagnan dalam sepekan terakhir. Dan USD Coin menguat tipis 0,01 persen dalam sehari, namun tidak bergerak dalam sepekan.

Pingback: Edward Snowden Sebut Kripto Bukanlah Aset Investasi
Pingback: Crypto Crash, Picu Plalform Celcius Hentikan Transaksi