Kembali diberitakan mengenai peretasan pada mata uang kripto. Kali ini kejadian pembobolan menimpa protokol streaming Audius. Bukan menjadi rahasia lagi, bahwa kini industri kripto semakin tumbuh dan memiliki putaran uang hingga milyaran dolar AS. Namun hal tersebut ternyata telah menjadi salah satu sasaran kejahatan bagi para peretas.
Menurut analisis perusahaan keamanan CertiK, peretas telah memodifikasi konfigurasi tertentu di kontrak pintar Audius yang mengarah ke sistem tata kelolanya. Dengan melalui langkah tersebut, peretas dapat menetapkan dirinya sebagai “penjaga” dari kontrak.
Sehingga para peretas pun dapat bebas melakukan apa pun, termasuk memindahkan aset kripto di dalamnya. Diketahui, peretas menjalankan aksinya dengan membuat dan menyetujui proposal tata kelola yang meminta transfer 18 juta token asli protokol. Dimana peristiwa ini terjadi pada hari Sabtu (23/7/2022) malam hari waktu setempat.
Baca Juga: Marak Pencurian Kripto, Apa yang Perlu Dilakukan oleh Investor?
Untuk diketahui, pada saat kejadian peretasan tersebut, nilai token AUDIO yang dicuri berkisar US$ 6 juta. Tetapi peretas hanya menjualnya di nilai US$ 1,1 juta, atau sekitar Rp16,46 milyar karena tingginya slippage pasar. Diketahui, dana curian tersebut masih ada di dalam dompet milik peretas
Terkait dengan kejadian ini, pihak Audius melalui pemberitahuan mengatakan bahwa mereka telah mengidentifikasi masalah dalam kontrak pintar terkait peretasan ini dan memperbaikinya. Kontrak pintar pun dihentikan untuk sementara.
Mengenal Streaming Audius
Sekadar informasi, Audius didirikan pada 2018 oleh Roneil Rumburg dan Forrest Browning. Mereka adalah dua pengusaha yang berbasis di California. Roneil Rumburg dan Forrest Browning adalah alumnus Universitas Stanford. Dan Browning adalah penerima Forbes 30 Under 30 dan salah satu pendiri StacksWare, platform manajemen pusat data perusahaan.
Tim ini sendiri dilengkapi oleh 21 karyawan lain dan didukung oleh sejumlah nama terkenal lainnya. Misalnya seperti deadmau5 (produser musik elektronik populer), Adam Goldberg (salah satu pendiri dan MD Stanford Crypto), dan Bing Gordon (salah satu pendiri EA Games).
Ditulis dari berbagai sumber, diketahui bahwa Audius protokol streaming musik terdesentralisasi yang awalnya dibangun di jaringan POA. Tetapi sekarang Audius berbasis pada Blockchain Solana. Dilansir dari Coinmarketcap, Audius diluncurkan untuk memperbaiki inefisiensi industri musik yang terganggu oleh kepemilikan hak musik yang tidak transparan. Dan sebagai perantara yang berdiri di antara artis dan penontonnya.
Baca Juga: Bobol Akun Coinbase, Pemuda Pekanbaru Diburu FBI
Audius bertujuan untuk menyelaraskan minat artis, penggemar, dan operator node melalui platform-nya yang didukung oleh token kripto asli Audius yaitu token AUDIO. Para artis dapat mengunggah musik, menyimpan, dan didistribusikan konten dan node penemuan yang dapat didengarkan penggemar secara gratis.
Saat ini, Audius memberi penghargaan kepada pembuat konten melalui penghargaan misalnya dengan menampilkan pembuat konten dalam daftar tren mingguan. Di masa depan, Audius berencana untuk mengintegrasikan Stablecoin bagi artis untuk menawarkan konten berbayar. Serta token artis yang memberi penggemar kemampuan untuk mengakses konten eksklusif.
Kripto Rawan Peretasan
Diberitakan sebelumnya, pencurian kripto sempat menyerang perusahaan kripto Harmony. Pada kejadian tersebut, koin digital US$100 juta koin atau sekitar Rp1,482 triliun diklaim telap lenyap. Mengutip Reuters, hari Minggu (26/6/2022), Harmony mengembangkan sistem Blockchain yang disebut dengan keuangan terdesentralisasi pada situs peer to peer yang menawarkan pinjaman dan layanan lain.
Perusahaan yang berbasis di California ini menyebutkan, pencurian itu berasal dari Horizon atau alat untuk mentransfer kripto antara berbagai Blockchain. Atau perangkat lunak dasar yang digunakan oleh token digital seperti Bitcoin dan Eter. Setelah serangan peretasan tersebut, beberapa mitra keamanan siber, mitra pertukaran dan FBI diberitahu dan diminta untuk membantu penyelidikan. Dalam hal ini adalah untuk mengidentifikasi pelaku dan mengambil kembali aset curian.
Baca Juga: Platform Trading Kripto BitMart Diretas, Kerugian Capai Rp 2,8 T
Sebelumnya pada Maret, peretas juga berhasil mencuri aset kripto senilai sekitar US$615 juta (Rp9,1 triliun) dari Ronin Bridge yang digunakan untuk mentransfer kripto masuk dan keluar dari game Axie Infinity. Amerika Serikat mengaitkan kasus ini dengan peretas Korea Utara, Lazarus. Selain itu, platform keuangan Wormhole juga kehilangan hampir US$325 juta (Rp4,8 triliun) pada Februari setelah peretas mengeksploitasi kelemahan keamanan dalam kode kontrak pintarnya.
- Cara Setting Indikator Bollinger Band yang Tepat - Desember 1, 2024
- Memahami Pola Candlestick Outside Bar dalam Analisis Teknikal Forex - November 25, 2024
- Panduan Strategi Trading Harian dengan Spread Forex Kecil - November 20, 2024