Crypto

Transaksi Aset Kripto Jeblok Lebih dari 50 Persen!

Transaksi Aset Kripto Jeblok Lebih dari 50 Persen!

Transaksi Aset Kripto Jeblok Lebih dari 50 Persen!

Transaksi aset kripto sepanjang bulan Januari hingga November 2022 lalu mencapai Rp 296,66 triliun. Jumlah tersebut menurun bila dibanding pada 2021 yang sebesar Rp 859,4 triliun.

Penurunan nilai transaksi itu sejalan dengan sebuah survei yang dilakukan lembaga Amerika Serikat (AS). Plt. Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Didid Noordiatmoko mengatakan, survei itu menyebutkan, popularitas aset kripto menurun pada tahun lalu.

Survei dengan responden yang telah berinvestasi kripto di Amerika Serikat pada 2022 sebesar 18%, sedangkan penduduk yang berencana berinvestasi sebesar 15%. Sementara pada 2020, popularitas pemilik aset kripto adalah sebesar 8% naik menjadi 11%.

Seperti yang diketahui, tahun 2022 memang dinilai sebagai musim dingin atau winter bagi aset kripto. Harga aset kripto besar berguguran sepanjang tahun lalu, imbas dari berbagai sentimen global. Didid menilai, fenomena winter crypto masih akan berlanjut hingga tahun ini. Menurutnya, saat ini harga kripto belum mencapai titik terendah, namun sudah mendekatinya.

Baca Juga: Apa Itu Crypto Winter?

Aset Kripto Diprediksi Sangat Redup

Pasar kripto diperkirakan masih melanjutkan tekanan pada 2023. Sebagai gambaran, pasar kripto sepanjang 2022 telah mengalami berbagai tekanan mulai dari gejolak geopolitik hingga kebijakan ekonomi yang ketat di berbagai negara.

Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo), Teguh Kurniawan Harmanda menjelaskan terkait hal ini. Bahwa peredupan terjadi bukan hanya di Indonesia, tetapi di negara-negara lain.

“Jadi 2022 menuju redup. 2023 sangat redup, tapi pada 2024 adanya momentum halving di Bitcoin maka tren pergerakannya akan ada di beberapa bulan setelah halving. Jadi historinya, 6-12 bulan setelah halving harga akan naik”, katanya.

“Kalau hitungan saya, halving pada Maret atau April 2024 maka pergerakan itu ada enam bulan sebelumnya dan enam bulan setelahnya. Jadi kami tetap menyambut optimis perdagangan kripto di global masih sangat luar biasa animonya”,imbunya.

Sekadar informasi, Bitcoin halving merupakan peristiwa empat tahun sekali. Di mana hadiah untuk para penambang Bitcoin akan dibagi dua setiap 210 ribu blok yang terjadi sampai mencapai batas maksimum kapasitas Bitcoin yaitu 21 juta Bitcoin.

Baca Juga: Bitcoin Halving: Pengertian dan Efek Terhadap Pasar Kripto

Jumlah Investor Masih Meningkat

Sementara itu, meski popularitas kripto menurun, namun Bappebti Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat, jumlah investor kripto di Tanah Air masih mengalami peningkatan. Tercatat hingga November 2022, jumlah investor kripto di Indonesia mencapai 16,55 juta pelanggan terdaftar.

Secara tahun kalender, jumlah investor kripto bertambah sekitar 5,35 juta pelanggan. Akan tetapi data Bappebti menunjukan, pada periode September-November 2022 terjadi penurunan penambahan investor baru kripto yang cukup signifikan.

Selain itu, Plt. Bappebti Didid Noordiatmoko menyampaikan tengah melakukan review terhadap 151 koin baru aset kripto. Dan sejauh ini tercatat 383 koin kripto telah resmi terdaftar. Pihaknya juga berharap dan mendorong agar koin kripto lokal buatan lokal terus bertambah.

“Kami sedang melakukan analytical hierarchy process (AHP) terhadap 151 jenis koin di mana, di dalamnya itu ada 10 jenis koin lokal juga. Semakin banyak koin lokal semakin baik bagi kita karena itu jadi karya anak bangsa. Koin dalam negeri akan jauh lebih mudah diawasi”, katanya.

Baca Juga: Daftar Terbaru 383 Aset Kripto Resmi yang Diakui Bappebti

Lita Alisyahbana
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisement
To Top