Finansial

AS – China Makin Panas, Harga Emas Rekor Tertinggi 8 Tahun

Harga emas alami kenaikan dan mencetak rekor tertinggi dalam kurun waktu 8 tahun terakhir. Secara garis besar hal ini dipengaruhi oleh semakin berkembangnya konflik antara Amerika Serikat (AS) dan China. Presiden AS Donald Trump merasa khawatir karena ekonomi negeri bersimbol Patung Liberty itu hancur lebur akibat dari wabah virus corona. Dan Trump terus menyalahkan China atas kegagalannya dalam menangani wabah penyakit tersebut.

Pada Senin (18/5/2020) awal pekan ini, harga emas dunia di pasar spot melesat naik 1,25 persen ke US$ 1.763,26 per troy ons. Sekarang logam mulia itu di dunia ditransaksikan di level tertingginya sejak 10 Oktorber 2012. Itu artinya, di sepanjang tahun ini saja, harga emas sudah naik 16 persen.

Penasehat Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan, bahwa kedua negara terus melakukan upaya negosiasi. Bahkan meski setelah Trump mewacanakan untuk ingin memutus hubungan dengan negara tirai bambu itu.

Emas sebagai aset minim risiko (safe haven) justru mendapat berkah dari ketidakpastian ini. Emas menjadi banyak dilirik oleh investor kala kondisi ekonomi sedang tidak kondusif. Aksi perburuan ini membuat harga emas naik, bahkan terbang seperti saat ini.

AS - China Makin Panas, Harga Emas Rekor Tertinggi 8 Tahun

AS – China Makin Panas, Harga Emas Rekor Tertinggi 8 Tahun

Pada awal tahun ini hubungan kedua negara itu sempat akan akur, tetapi kini kembali menjadi retak. Trump bahkan tidak lagi merasa tertarik untuk membahas kesepakatan dagang. Fokus Trump kini hanya soal bagaimana cara memberi hukuman yang tepat untuk mitra dagangnya tersebut.

Jika mengikuti kabar terbaru, pada Jumat (15/5/2020) kemarin AS bahkan berusaha untuk memblokir pengiriman semikonduktor dari pembuat chip global ke Huawei. Departemen Perdagangan AS menyatakan bahwa telah mengubah aturan ekspor untuk mencegah akuisisi Huawei terhadap produk semikonduktor yang merupakan produk dari perangkat lunak (software) dan teknologi AS.

China tentu tidak terima, negara yang dipimpin oleh Xi Jinping itu mengambil tindakan yang dirasa perlu untuk melindungi Huawei dan perusahaan-perusahaan lainnya. Kementerian Perdagangan China menyatakan, “China mendesak AS untuk segera menghentikan tindakan keliru. Ini adalah ancaman serius bagi rantai pasok global”.

Konflik antar dua negara ini dikhawatirkan akan mengarah pada konfrontasi militer. Jika memang perang adalah jalan keduanya untuk menunjukkan siapa yang juara, akan susah rasanya membayangkan pemulihan ekonomi terjadi. Salah-salah yang ada adalah, dunia bisa lebur jika dua kekuatan ekonomi paling besar di planet bumi itu nekat angkat sejata.

Benny Faizal
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top