Diberitakan sebelumnya, pemerintah China semakin mengintensifkan tindakan tegas terhadap semua bentuk perdagangan mata uang digital kripto. Negara yang memiliki julukan Tirai Bambu itu secara tegas akan membasmi aktivitas ilegal perdagangan Bitcoin dan mata uang kripto lainnya.
Melansir dari BBC, bank sentral China People’s Bank of China (PBoC) telah mengumumkan terkait penggunaan mata uang kripto sebagai transaksi yang ilegal – secara efektif melarang token digital seperti Bitcoin. PBoC mengatakan, “Aktivitas bisnis terkait adalah aktivitas keuangan ilegal”. Selain itu, PBoC juga menyebutkan bahwa transaksi dengan uang kripto “sangat membahayakan keselamatan aset orang“.
Pengumuman terkait larangan aktivitas mata uang kripto tersebut tercantum di laman pertanyaan yang sering ditanyakan (FAQ) di situs web resmi PBoC baru-baru ini. Berdasarkan keterangan tersebut, layanan yang berhubungan dengan trading, sistem transaksi order matching, penerbitan token dan derivatif lainnya untuk mata uang virtual, dilarang dilakukan oleh masyarakat di sana.
Liu He selaku Wakil Perdana Menteri China mengatakan bahwa pemerintah akan menghentikan aktivitas penambangan dan perdagangan Bitcoin. Tiga grup industri keuangan China yakni Asosiasi Keuangan Internet Nasional China, Asosiasi Perbankan China, dan Asosiasi Pembayaran dan Kliring China melarang segala perdagangan mata uang kripto. Grup industri keuangan China tersebut melarang lembaga keuangan hingga perusahaan pembayaran untuk menyediakan layanan yang terkait dengan transaksi cryptocurrency.
Sementara itu, perusahaan pertambangan Tiongkok, yakni BIT.TOP, mengatakan bahwa pihaknya juga tidak akan lagi menawarkan layanan penambangan untuk klien di Tiongkok daratan.
Melalui akun Weibo, CEO Jiang Zhuoer menuliskan, “Selanjutnya, kami terutama akan menambang di Amerika Utara. Tidak ada gunanya menjalankan risiko regulasi”. Pihaknya juga menjelaskan, tindakan China dilakukan karena pemerintah berusaha mencegah aliran modal besar-besaran ke penambangan kripto.
Dihentikannya penambangan China juga untuk mengurangi emisi karbo. Komputer yang dibutuhkan untuk penambangan Bitcoin memakan banyak daya komputasi dan listrik, meningkatkan kekhawatiran keadaan lingkungan.
Kini, Amerika Serikat (AS) jadi penyumbang terbesar aktivitas penambangan Bitcoin di dunia, menyingkirkan China. Hal ini merupakan riset dari Pusat Keuangan Alternatif Cambridge Inggris. Ini pertama kalinya AS menguasai pasar penambangan Bitcoin.
Menurut penelitian tersebut, AS kini menyumbang 35,4% hash rate global Bitcoin pada Agustus lalu, kemudian diikuti Kazakhstan dan Rusia. Adapun China, hash rate jatuh menjadi nol pada Juli lalu. Sebulan sebelumnya, hash rate Bitcoin di China mencapai 44%. Pada 2019 hash rate Bitcoin di China menyentuh 75%, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (15/10/2021).
Sebagai informasi, hash rate bisa diartikan sebagai ukuran daya komputasi per detik yang digunakan dalam menambang uang kripto. Hash rate penting bagi penambang Bitcoin, semakin cepat maka semakin besar para penambang memecahkan algoritma matematika rumit guna mendapatkan keuntungan.
- Memanfaatkan Harga Emas sebagai Alat Analisis dalam Trading Forex - November 11, 2024
- 4 Perangkat Trading Forex yang Sangat Membantu Mobilitas Trader! - Oktober 17, 2024
- Pips Gold Forex: Definisi dan Cara Menghitungnya - Oktober 16, 2024