Bukan menjadi rahasia lagi, jika kasus pencurian kripto sering terjadi dan menyita perhatian publik. Sekadar informasi, kasus-kasus peretasan telah lama menerpa perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor kripto dengan menargetkan sistem jembatan Blockchain.
Dalam sebuah laporan yang dikeluarkan oleh perusahaan analisis Blockchain, Chainalysis pada hari Selasa (16/8/2022) misalnya. Diungkapkan bahwa kasus pencurian kripto hingga bulan ke tujuh tahun 2022 ini saja sudah senilai USD 1,9 miliar atau sekitar Rp 28 triliun.
Berdasarkan data tersebut, menunjukkan bahwa angka tersebut mengalami peningkatan sebesar 60 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya. Bahkan lonjakan angka kasus tersebut juga terjadi ketika banyak nilai cryptocurrency jatuh. Pihak Chainalysis memperingatkan bahwa peningkatan pencurian kripto tidak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti meski ada penurunan harga di pasar kripto.
“Selama aset kripto yang disimpan di kumpulan protokol DeFi dan layanan lainnya memiliki nilai dan rentan, pelaku jahat akan mencoba mencurinya”, tulis laporan Chainalysis tersebut.
Baca Juga: Apa Perbedaan Antara Holochain dan Blockchain?
Pencurian Kripto dan Celah Keamanan Sistem
Kejahatan siber bukan hal baru di di industri kripto, karena berbagai hal yang mendasarinya. Yaitu seperti celah keamanan sistem dan pengguna yang kurang teliti dan pengetahuan. Dan sektor keuangan terdesentralisasi (DeFi) selalu jadi sasaran empuk para peretas.
Terkait hal DeFi, hal ini juga disinggung oleh laporan dari Chainalysis. Istilah DeFi sendiri mengacu pada layanan yang mencoba untuk menggantikan lembaga keuangan tradisional dengan perangkat lunak. Dimana hal ini memungkinkan bagi pengguna untuk dapat bertransaksi langsung satu sama lain melalui Blockchain.
“Protokol DeFi secara unik rentan terhadap peretasan. Karena kode open source mereka dapat dipelajari dan dibuat berantakan oleh penjahat dunia maya yang mencari eksploitasi. Di mana ada kemungkinan insentif protokol untuk menjangkau pasar dan tumbuh dengan cepat yang menyebabkan penyimpangan dalam praktik keamanan terbaik”, tulis laporan itu.
Meski begitu, angka penipuan kripto juga menurun drastis pada tahun ini. Bersamaan dengan penurunan harga aset kripto dari awal tahun hingga bulan Juli lalu. Selain itu, nilai kerugian dari kejahatan penipuan (scam) juga telah menurun di tujuh bulan pertama tahun ini.
Baca Juga: Bobol Akun Coinbase, Pemuda Pekanbaru Diburu FBI
Kasus-Kasus Terbesar
Beberapa kasus peretasan kripto terbesar pernah dialami oleh jaringan Ronin dalam game Axie Infinity yang terjadi pada bulan Maret silam. Pada kasus tersebut, total kerugian dilaporkan tembus hingga senilai US$ 625 juta. Dan beberapa dari kasus pencurian ini dikaitkan dengan peretas dari Korea Utara, Lazarus.
Kabarnya, organisasi Lazarus belum lama ini berhasil mencuri aset kripto dengan nilai sekitar US$1 miliar dari protokol keuangan terdesentralisasi. Disinyalir bahwa pencurian tersebut dianggap sebagai bagian dari strategi yang lebih luas untuk membantu mendatangkan pendapatan bagi rezim Korea Utara.
Aksi pembobolan kripto terbesar juga telah dialami oleh perusahaan kripto Amerika Serikat yaitu Nomad. Dalam kejadian ini sendiri, Nomad diketahui mengalami kerugian senilai US$ 90 juta atau sekitar Rp 2,9 triliun. Seorang peneliti Blockchain pada Selasa, 2 Agustus 2022 mengatakan bahwa ini menjadi pencurian terbaru yang melanda sektor aset digital tahun ini.
Sebelumnya, perusahaan kripto AS yakni Harmony juga mengalami hal yang serupa. Dalam kasus pencurian tersebut, koin digital US$ 100 juta koin atau sekitar Rp 1,482 triliun diklaim telap lenyap. Selain itu, platform keuangan Wormhole juga kehilangan hampir US$ 325 juta (Rp 4,8 triliun) pada Februari lalu setelah peretas mengeksploitasi kelemahan keamanan dalam kode kontrak pintarnya.
Baca Juga: Marak Pencurian Kripto, Apa yang Perlu Dilakukan oleh Investor?
- Cara Setting Indikator Bollinger Band yang Tepat - Desember 1, 2024
- Memahami Pola Candlestick Outside Bar dalam Analisis Teknikal Forex - November 25, 2024
- Panduan Strategi Trading Harian dengan Spread Forex Kecil - November 20, 2024
Pingback: Indodax Laporkan Dark Tracer Soal Hoaks Kebocoran Data
Pingback: Pencurian Kripto dan Sepak Terjang Hacker Korea Utara