3 Strategi Position Trading dengan Time Frame Mingguan
Seorang trader perlu mempelajari strategi-strategi yang cocok untuk bisa mendapatkan profit yang sebesar-besarnya. Bahkan bila perlu dengan strategi trading yang tepat, cukup dengan usaha yang kecil agar bisa mendapatkan profit tersebut. Strategi position trading mungkin lebih tepat bagi seorang trader yang mempunyai waktu sedikit untuk keluar masuk pasar.
Apa Itu Position Trading
Position trading merupakan salah satu jenis trading yang membutuhkan jangka waktu melakukan trading yang cukup lama. Umumnya, seorang trader yang memilih position trading sengaja menahan posis tradingnya dalam rentang waktu harian, bahkan tidak jarang ada yang menetapkan rentang waktu hingga mingguan.
Trader yang memilih jenis position trading ini seringnya menganalisis pasar hanya menggunakan analisis fundamental saja, meski sebagian lainnya juga menggabungkan dengan analisis teknikal. Tipe trader yang memanfaatkan position trading umumnya akan menempatkan level Stop Loss pada kisaran angka yang cukup besar, hingga mencapai ratusan pip.

3 Strategi Position Trading dengan Time Frame Mingguan
Strategi Position Trading
Dengan ratio Risk/Reward seperti itu, tentu risiko yang diambil seorang position trader cukup besar. Oleh sebab itu, seorang position trader biasanya menggunakan beberapa strategi yang dikembangkan agar bisa mendapatkan keuntungan besar tanpa harus mendapatkan Loss yang besar pula. Berikut ini adalah beberapa strategi position trading yang biasa digunakan.
1. Strategi Support Resistance
Strategi pertama yang sering digunakan oleh para position trader adalah dengan memanfaatkan support resistance. Bentuk strategi support resistance ini sebetulnya adalah sebuah strategi lawas yang sudah ada. Dalam strategi ini, seorang trader menggunakan prinsip Breakout and Rejection untuk ditempatkan pada titik di sekitar Support dan Resistance. Strategi ini seringnya digunakan untuk Position Trading dengan time frame mingguan.
Agar dapat mendeteksi adanya Rejection, seorang trader menunggu pola Candlestick Reversal terjadi pada daerah di sekitar level Support dan Resistance. Kemudian, trader bisa menggunakan Risk/Reward ratio sebesar 1:2 saja, kemudian menempatkan level SL tepat di batas-batas pada pola Candlestick tersebut. Sehingga, trader cukup melihat diagram 2 atau 3 kali saja dalam seminggu.
2. Strategi Moving Average
Strategi Moving Average ini lebih cocok digunakan oleh trader amatir yang baru saja belajar trading dan memilih menggunakan position trading karena kesibukannya. Moving Average dapat meningkatkan profit bila digunakan pada trading yang memiliki time frame mingguan, seperti pada position trading. Strategi ini memanfaatkan moving average pada trading sebagai indikator yang terbaik.
Moving Average yang menjadi indikator adanya trend ini dimanfaatkan secara maksimal. Perpindahan trend umumnya ditandai dengan munculnya berbagai jenis Crossover, baik persilangan antara harga dan Moving Average, atau sesama Moving Average. Dengan memanfaatkan peran Moving Average secara maksimal, profit yang didapatkan seorang trader bisa meningkat tajam.
3. Strategi Supply and Demand Imbalance Zone
Strategi ketiga yang biasanya digunakan pada position trading adalah dengan strategi Supply and Demand Imbalance Zone. Pada strategi ini, trader bisa memanfaatkan jejak yang biasanya ditinggalkan oleh trader besar. Jejak-jejak tersebut dapat sebagai acuan untuk menentukan titik ekstrem yang ada pada pasar. Strategi ini sangat cocok untuk trading dengan time frame yang cukup lama.
Strategi Supply and Demand Imbalance Zone ini sering menjadi strategi position trading yang memanfaatkan time frame mingguan. Pada time frame tersebut, trader tidak akan mengalami kesulitan menentukan Imbalance Zone yang bisa dimanfaatkan untuk trading atau tidak. Strategi ini memudahkan cara trading karena cukup dengan memasang Pending Order dan menunggu profit datang sendiri.
Pencarian sesuai topik:
- cara trading forex mingguan

Pingback: Strategi Trading Long Term yang Perlu Dipahami Trader Pemula