Bitcoin memang masih menjadi mata uang digital paling populer. Namun tahukah Anda bahwa kripto Cardano juga merupakan mata uang kripto yang disinyalir juga memberi banyak keuntungan?
Sekadar informasi, pada bulan Januari tahun 2018, Cardano sempat mencapai rekor tertinggi nilai tukar yaitu sebesar US$ 1,31. Dan dari semenjak pertama dirilis, telah terjadi kenaikan sebesar 11.699%. Selain itu, Cardano juga dipercaya akan terus melambung dengan semakin banyaknya inovasi serta banyaknya trader kripto yang mulai memberikan kepercayaannya kripto ini.
Memahami Kripto Cardano
Dikutip dari The Independent, 18 Mei 2021, Cardano adalah mata uang kripto yang dikenal paling ramah lingkungan. Hal ini berkat protokol blockchain proof-of-stake inovatif yang menghargai persentase koin yang dimiliki penambang daripada kekuatan pemrosesan yang mereka miliki.
Artinya, sistem ini tidak bergantung pada komputer yang boros listrik untuk memproses transaksi dan menghasilkan unit ADA (nama mata uang di platform Cardano) yang baru. Menariknya, di antara mata uang kripto yang sempat menurun, Cardano justru mengalami kenaikan sebesar 20 persen, setelah CEO Tesla yakni Elon Musk mengungkapkan bahwa perusahaannya tidak menggunakan Bitcoin lagi.
Baca Juga: Panduan Singkat Memahami Bullish dan Bearish pada Aset Kripto
Ada 3 organisasi yang turut andil dalam mengembangkan dan mengatur Cardano. Yang pertama adalah IOHK, kedua adalah The Cardano Foundation dan yang terakhir adalah Emurgo. Selain daya listrik yang lebih murah, lewat teknologi PoS, Cardano dipercaya lebih aman dari serangan siber atau pencurian data.
Sejarah Kripto Cardano
Diketahui, Cardano didirikan oleh Charles Hoskinson, yang juga salah satu pendiri jaringan Ethereum. Hoskinson sendiri merupakan CEO IOHK, perusahaan yang membangun blockchain Cardano. Menurut Investopedia, Cardano adalah blockchain pertama di dunia yang bersifat peer-reviewed. Melansir Yahoo Finance, cryptocurrency Cardano dirilis tahun 2015 dan dikenal dengan simbol token ADA.
Pada Agustus 2021, Hoskinson mengumumkan peluncuran hard fork Alonzo, yang menyebabkan harga Cardano melonjak naik 116 persen pada bulan berikutnya. Pada 12 September 2021 kemudian, hard fork Cardano ‘Alonzo‘ secara resmi diluncurkan, membawa fungsionalitas kontrak pintar ke blockchain. Lebih dari 100 kontrak pintar dikerahkan dalam 24 jam berikutnya setelah peluncuran.
Dan Cardano tergolong ke dalam generasi ketiga cryptocurrency, sehingga dianggap salah satu yang paling mutakhir saat ini. Dengan teknologi yang maju, mata uang kripto ini dipercaya bisa memberi solusi bagi banyak permasalahan yang dialami penambang Bitcoin dan Ethereum sebagai generasi pertama dan kedua mata uang kripto.
Selain itu, Cardano juga dikenal sebagai cryptocurrency Proof of Stake (PoS). Proof of Stake adalah salah satu dari dua mekanisme regulasi proses transaksi mata uang kripto. Mekanisme ini merupakan pengembangan dari pendahulunya yaitu Proof of Work. Dengan mekanisme PoS, protokol ini memungkinkan penambangan berdasarkan jumlah koin yang ia miliki.
Baca Juga: Kripto Ripple, Mata Uang Digital yang Menguntungkan!
Cara Kerja
Dalam prakteknya, Cardano bekerja dengan cara yang cukup berbeda dengan Ethereum dari segi mekanisme konsensus yang digunakan. Dan juga kerangka desain teknisnya. Berikut ulasannya!
Mekanisme Konsensus
Cardano diketahui menggunakan mekanisme konsensus Proof of Stake dengan memanfaatkan algoritma Ouroboros, yang bekerja sebagai berikut:
1. Slot leader bertugas untuk meverifikasi transaksi dan membuat blok.
2. Siapapun yang memiliki koin Cardano, ADA, berhak menjadi slot leader. Tidak bergantung pada seberapa banyak yang dimiliki.
3. Untuk menjadi slot leader, algoritma “Follow the Satoshi” akan memilih koin yang dimiliki oleh setiap orang.
4. Jaringan melakukan proses ini secara otomatis, sehingga tidak ada pekerjaan tambahan yang perlu dilakukan.
5. Bahasa pemrograman yang digunakan di sistem Cardano adalah Haskell dan Plutus.
Arsitektur Cardano
Berdasarkan kerangka desain teknisnya, kerangka Cardano dibagi menjadi dua lapis. Lapisan itu memisahkan nilai dari buku besar dengan alasan mengapa nilai itu ditransfer dari satu akun ke yang lainnya. Pemisahan ini memberikan end-user lebih banyak kontrol akan privasi dan eksekusi smart contract yang dimiliki.
Adapun Cardano Settlement layer (CSL) menyimpan nilai buku besar, sementara Cardano Computation Layer (CCL) menyimpan alasan mengapa transaksi tersebut terjadi. Saat ini, Ethereum sebagai sesama platform smart contract hanya memiliki satu layer saja dan sedang bekerja dalam mengembangkan lapisan kedua ini. Cardano sendiri menjadi salah satu platform yang memiliki jumlah suplai koin terbesar dalam industri dengan maksimum suplai sebanyak 45 miliar.
Baca Juga: Bitcoin Diramal Akan Mendekati Kiamat, Benarkah?
Kelebihan
Ada beberapa kelebihan yang ditawarkan oleh kripto Cardano, diantaranya yakni:
1. Kemampuan untuk beroperasi dalam perluasan lingkup (scalability)
2. Interoperabilitas
3. Keberlanjutan (sustainability)
4. Telah melalui proses peer-review dan dinyatakan aman
5. Proses staking dinilai mudah
6. Harganya relatif murah
Kesimpulan
Itulah ulasan lengkap terkait kripto Cardano yang dapat menjadi salah satu pilihan investasi mata uang digital yang menguntungkan. Sebagai kesimpulan, kami akan mengingatkan satu pesan penting. Yakni, sebelum berinvestasi cryptocurrency ada baiknya Anda mempelajarinya lebih dulu dengan baik. Juga kenali cara kerjanya, faktor yang mempengaruhinya, dan kondisi pasar aset tersebut agar terhindar dari kerugian.
- Indikator Teknikal Forex yang Cocok untuk Strategi Day Trading - November 29, 2024
- Menggunakan Indikator MACD untuk Sinyal Buy dan Sell di Forex - November 28, 2024
- Pentingnya Memahami Perbedaan Buy Stop dan Buy Limit dalam Forex - November 25, 2024
Pingback: Kripto Litecoin: Pengertian, Cara Kerja, dan Cara Investasi
Pingback: Trading Kripto: Bitcoin VS Ethereum, Apa Perbedaannya?