Finansial

Mengenal Great Depression, Krisis Ekonomi yang Ditakutkan IMF

Pandemi virus corona yang berpengaruh terhadap pergerakan ekonomi global, oleh Dana Moneter Internasional (IMF) ditakutkan akan memunculkan krisis buruk. Kondisi krisis ini diperkirakan akan jauh lebih parah jika dibandingkan dengan Depresi Hebat (Great Depression) pada tahun 1930-an.

IMF dalam laporan Outlook Ekonomi Dunia yang dirilis kemarin, mengatakan bahwa penutupan sebagian besar ekonomi nasional oleh pemerintah di tiap-tiap negara mengakibatkan penyusutan aktivitas ekonomi secara global. Kondisi inilah yang menjadi salah satu alasan terjadinya krisis. Alasan lainnya adalah soal penguncian wilayah (lockdown) yang juga menyebabkan kegiatan ekonomi nyaris berhenti total. Sehingga IMF memangkas perkiraan pertumbuhan global sebesar 3,3 persen untuk tahun 2020 ini.

Lantas, sebenarnya berapa atau seperti apa parahnya kondisi yang disebut krisis ekonomi di masa Great Depresion itu?

Great Depression juga dikenal dengan nama lain yaitu zaman malaise. Merujuk istilah dalam ilmu medis, malaise adalah menggambarkan tentang kondisi umum yang lemah, tidak nyaman, kurang fit, atau sedang sakit. Pada abad ke-20, keuangan dan ekonomi menjadi sejarah bencana terburuk pada masa-masa itu. Situasi krisis secara global ini berlangsung selama sekitar 10 tahun.

Bencana krisis ekonomi ini bermula pada 24 Oktober 1929 yang dimulai dengan kejatuhan pasar saham di Amerika Serikat (AS). Ketika itu, terjadi pelepasan saham secara masif, bahkan hampir 13 juta lembar saham berpindah tangan hanya dalam waktu hitungan satu hari.

Saat itu, dalam waktu satu hari Dow Jones bahkan mengalami kejatuhan hingga 11 persen, dan kejadian ini disebut dengan istilah “Black Thursday“. Dalam waktu empat hari berikutnya, harga terus menerus mengalami penurunan dan anjlok sebesar 22 persen.

Mengenal Great Depression, Krisis Ekonomi yang Ditakutkan IMF

Mengenal Great Depression, Krisis Ekonomi yang Ditakutkan IMF

Harga saham AS yang anjlok berpengaruh terhadap semua aspek kehidupan masyarakat. Krisis ini diperburuk dengan keputusan kebijakan yang diambil oleh pemerintah AS yang saat itu dipimpin oleh Presiden Herbert Hoover. Kelaparan terjadi di mana-mana karena pendapatan hilang secara besar-besaran. Tingkat pengangguran bahkan menyentuh rekor tertinggi dan produksi terhenti di berbagai wilayah.

Di tahun berikutnya, yakni tahun 1930, situsasi buruk akhirnya menimpa sektor perbankan. Masyarakat berbondong-bondong mengambil dana karena merasa tidak percaya pada perbankan. Tahun 1933 adalah puncaknya karena angka pengangguran naik tajam mencapai 25 persen.

Pada akhirnya Presiden Franklin D. Roosevelt mengeluarkan “New Deal“, 47 program yang menyelamatkan Negeri Paman Sam itu. Presiden yang berkuasa 1933-1945 itu melakukan reformasi di segala sektor. Mulai dari sektor industri, keuangan, pertanian, buruh, air, perumahan, hingga meningkatkan jangkauan pemerintah federal.

Hari ini, dalam hitungan kalkulasi kasus pandemi virus corona, Amerika Serikat menjadi episentrum penularan kasus positif virus corona dengan jumlah tertinggi di dunia dengan korban yang mencapai 600 ribu lebih kasus. Eropa babak belur karena hampir rata-rata memiliki angka kematian yang tinggi.

Lita Alisyahbana
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top